Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa alam akibat adanya aktivitas magma. Relief bentuk muka bumi Indonesia sangat heterogen, hal ini salah-satunya diantaranya diakibatkan oleh peristiwa vulkanisme. Dan dengan tekan yang sangat kuat magma bisa bergerak ke berbagai arah. Jika magma itu bisa sampai keluar disebut ekstrusi, inilah yang melahirkan gunung api atau vulkan. Jika magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Akibat adanya intrusi, terjadilah bermacam bentukan. Keluarnya cairan magma menuju ke permukaan berasal dari dapur magma disebut batolit. Batolit yang bentuknya lebih kecil dengan permukaan cembung, dasarnya rata disebut Lakolit, sedangkan magma yang masuk diantara batuan dan membeku tipis dan datar disebut Sill. Magma yang ada di dapur magma, suhunya masih tinggi, dan makin ke atas suhunya makin turun, dalam pergerakanya magma kadang bisa sampai keluar ke permukaan bumi, kadang belum sampai keluar, magma sudah dingin dan membeku serta berubah menjadi batuan.
Vulkanisme berasal dari kata Vulcaan yang berarti dewa api.Sedangkan dalam bahasa Inggris Volcanism atau vulkanisma.
Gejala Vulkanisme
Syarat-syarat terjadinya gejala vulkanisme adalah :
1) Terbentuknya dapur magma di lapis-lapis kulit bumi
2) Terjadi intrusi magma, yaitu aktivitas magma yang menerobos melalui celah, retakan atau patahan yang terbentuk di lapisan atas dapur magma tetapi tidak sampai tembus ke permukaan bumi. Hasil bentukan intrusi magma :
· Batolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di dekat atau di dalam dapur magma.
· Lakolit, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan litosfer dan bentuk alasnya datar, bagian atasnya cembung.
· Sills, yaitu batuan beku dalam yang membeku di antara dua lapisan, bentuknya tipis, pipih, dan melebar.
· Dikes, yaitu batuan beku dalam yang memotong lapisan litosfer, bentuk miring/tegak dan pipih.
· Apofisa, yaitu batuan beku dalam yang terbentuk di cabang-cabang berukuran kecil.
· Batuan beku korok, batuan beku yang membeku di pipa kawah.
3) Ekstrusi Magma, yaitu aktivitas atau gerakan magma yang mencapai permukaan bumi. Ekstrusi dapat menyebabkan erupsi, sedangkan erupsi itu dibagi menjadi dua, antara lain :
· Erupsi eksplosif, yaitu letusan yang luar biasa dahsyatnya akibat tekanan gas yang sangat kuat.
· Erupsi epusif, yaitu letusan karena tekanan gas magmatiknya tidak seberapa kuat, sehingga magma kental keluar dari kepundan.
Gempa Bumi (Seisme)
Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan.
Pergeseran daratan di Bumi selalu diikuti dengan gempa. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
· Gempa Tektonik
Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan lempeng tektonik pada lapisan kulit Bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain. Gempa ini terjadi karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik.
Jika dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling menjauhi, mendekati, atau saling bergeser. Selanjutnya, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Akibatnya, terjadi pelepasan secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit Bumi dengan kekuatan besar yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik.
· Gempa Vulkanik
Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi menerobos ke atas lapisan kerak Bumi. Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit Bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik.
· Gempa Runtuhan
Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa gua-gua. Apabila runtuh, permukaan Bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah.
Gempa yang mengguncang permukaan Bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak yang jauh. Ini semua karena gempa menciptakan sebuah gelombang yang disebut gelombang seismik (gelombang gempa). Gelombang seismik ini merambat ke segala arah dari sumber atau titik asal gempa di bawah tanah. Gelombang seismik ada yang merambat melalui bagian dalam Bumi dan ada yang merambat sepanjang permukaannya.
Ada tiga jenis gelombang seismik. Gelombang pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang primer (P). Gelombang ini mempunyai sifat sama seperti gelombang bunyi yang merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan bentuk gelombang tekanan yang merambat melalui batuan dengan memampatkan dan memuaikan batuannya sendiri. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S) yang merambat menembus batuan dengan gerakan naik turun. Jika gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi gelombang seismik jenis ketiga yang disebut gelombang permukaan.
Gelombang P merambat paling cepat serta mudah merambat pada zat padat dan cair. Gelombang S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan di bawah gelombang P. Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan makin rapat dan keras.
Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling lambat, tetapi mempunyai tenaga paling merusak. Gelombang ini dapat mengelilingi Bumi beberapa kali sebelum mereda. Gelombang seismik memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa.
Gelombang yang mencapai episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan Bumi yang berada tepat di atas sumber gempa di dalam Bumi kemudian menyebar dalam lingkaran konsentris.
Lapisan kerak Bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempenglempeng yang membentuk lapisan luar Bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan kecepatan 10 cm per tahun.
Gerakan lempeng-lempeng tektonik ini ada yang saling bertabrakan, menjauh, dan bergesekan. Di sepanjang perbatasan dua lempeng merupakan lokasi atau sumber gempa bumi. Selain gempa bumi, di sepanjang perbatasan itu juga merupakan jalur gunung api. Jadi, sumber gempa bumi identik dengan jalur gunung api.
0 Responses so far.
Posting Komentar